Indonesia termasuk negara megabiodiversity dengan kekayaan burung sebanyak 1.597 jenis atau 16 persen dari total 10 ribu jenis burung di dunia.
Burung sangat berandil besar terhadap regenarasi dan ekosistem hutan dan berfungsi sebagai indikator alami kualitas lingkungan. Dari 126 jenis yang terancam punah, 19 berstatus kritis, 33 genting, dan 74 berstatus rentan.
Hal itu terungkap di hari perayaan keragaman burung di Indonesia yang jatuh setiap tanggal 15 Juli juga hari ulang tahun Perhimpunan Pelestarian Burung Liar di Indonesia (Burung Indonesia) yang ke-10 di Kebun Raya Bogor, Minggu (15/7).
Secercah asa, agar kesadaran melestarikan dan melindungi sumber daya alam hayati di Indonesia berubah dan meningkat, Burung Indonesia meluncurkan empat perangko seri Burung Terancam Punah Indonesia.
Kementerian Kehutanan bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi & Informatika, Direktorat Jenderal Pos & Telekomunikasi, dan Burung Indonesia akan meluncurkan empat perangko seri “Burung Terancam Punah Indonesia” di Kebun Raya Bogor, pada hari Minggu, 15 Juli 2012, bertepatan dengan hari perayaan keragaman burung di Indonesia dan sekaligus Ulang Tahun Burung Indonesia ke-10.
Pada acara tersebut, akan dilakukan pula penandatanganan Sampul Hari Pertama (SHP) perangko seri “Burung Terancam Punah Indonesia” oleh Menteri Kehutanan. Perangko empat jenis burung terancam punah ini dicetak sebanyak 50 ribu lembar dalam bentuk minisheet dan 300 ribu lembar untuk fullsheet.
Keempat jenis burung terancam punah Indonesia yang menghiasi perangko tersebut elang flores (Nisaetus floris), mandar gendang (Habroptila wallacii), celepuk siau (Otus siaoensis), dan burung madu sanghie (Aethopyga duyvenbodei).
Elang flores (Nisaetus floris) |
Elang flores (Nisaetus floris) merupakan burung berukuran 71-82 cm yang hanya terdapat di pulau Lombok (pada batas Taman Nasional Rinjani), Sumbawa dan Flores, serta pulau kecil Satonda dan Rinca. Populasi yang hanya 100 pasang dan cenderung menurun karena kerusakan dan kehilangan habitat, menjadikan Badan Konservasi Dunia (IUCN) pada tahun 2009 menetapkan sebagai jenis Kritis (Critically Endangered/CR).
Celepuk Siau (Otus siaoensis) |
Celepuk Siau (Otus siaoensis) merupakan burung hantu yang termasuk dalam kelompok Strigidae. Informasi keberadaan jenis ini hanya berdasarkan spesimen yang dikoleksi di Pulau Siau, Sulawesi Utara, pada 1866. Perkiraan populasi tidak lebih dari 50 individu dewasa, karenanya ditetapkan sebagai Kritis (Critically Endangered/CR).
Burung-madu sangihe (Aethopyga duyvenbodei) |
Burung-madu sangihe (Aethopyga duyvenbodei) merupakan jenis burung-madu berukuran 12 cm yang hanya dapat dijumpai di pulau kecil Sangihe dan populasinya tersebar terpisah. Populasinya di alam diperkirakan antara 13.000-29.000 individu dewasa. Menyusutnya hutan primer dan sekunder menyebabkan Badan Konservasi Dunia (IUCN) menempatkannya sebagai jenis yang Genting (Endangered/EN). Kepadatannya sangat rendah, kecuali di satu lokasi: Pegunungan Sahendaruman.
mandar gendang (Habroptila wallacci) |
Mandar gendang (Habroptila wallacii) merupakan jenis yang hanya dijumpai di Pulau Halmahera, Maluku Utara. Populasinya terus menurun akibat habitatnya yang terfragmentasi sehingga IUCN menetapkannya dengan status Rentan (Vulnerable/VU). Burung tanah berukuran 40 cm yang tidak dapat terbang ini jumlahnya diperkirakan antara 2.500-9.999 individu dewasa.
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memenuhi target konvensi pelestarian keragaman hayati (UN-CBD) berupa mengurangi kehilangan habitat alami penting; meningkatkan manfaat alam seperti layanan ekosistem dan restorasi. Burung-burung dapat menjadi alat untuk memenuhi target tersebut, melalui alat Daerah Penting bagi Burung (DPB), kawasan yang memerlukan aksi konservasi prioritas dapat diidentifikasi.
Demikian pula aksi konservasi yang dilakukan menjadi terukur dan terarah melalui pemantauan DPB tersebut. Hal ini akan semakin baik pula dengan ditunjang oleh kerjasama dengan para pihak, baik di dalam maupun di luar jaringan kawasan konservasi.
Sebagai negara mega bird diversity, Indonesia merupakan negara kelima terbesar habitat species burung dengan kekayaan sebanyak 1.597 jenis atau 16 % dari total 10.000 species burung yang ada di dunia.
Sebagai negara mega bird diversity, Indonesia merupakan negara kelima terbesar habitat species burung dengan kekayaan sebanyak 1.597 jenis atau 16 % dari total 10.000 species burung yang ada di dunia.
Dari hampir 1.600 jenis burung di Indonesia, 126 jenis di antaranya merupakan jenis-jenis terancam punah. Keempat jenis burung yang menghiasi seri perangko kali ini merupakan jenis-jenis burung terancam punah yang hanya terdapat di kawasan Wallacea.
Wallacea merupakan sebuah kawasan yang terdiri dari ribuan pulau kecil yang terletak di antara kawasan Asia di barat dan Australasia di timur. Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara merupakan bagian dari Wallacea. Posisinya yang unik membuat kawasan ini kaya akan fauna campuran dari dua benua tersebut sekaligus ratusan spesies endemik atau sekitar 67 persen.
Sumber Artikel ( http://www.antaranews.com ), dengan Judul " Menhut Luncurkan Empat Perangko Seri Burung Terancam Punah Indonesia "
Post A Comment:
0 comments: