Salah satu penyakit yang umum menyerang burung merpati adalah kanker trichomoniasis(trichomoniasis cancer) atau lebih dikenal dengan istilah goham. Penyakit ini disebabkan oleh protozoa Tricomonas gallinae atau Tricomonas columbae yang mudah dan cepat berkembang biak dalam cairan. Bagaimana cara mengatasi dan mencegah goham pada burung merpati ?
Trichomonas columbae tak menyerang manusia, bahkan tidak juga menginfeksi semua jenis burung, kecuali burung-burung yang merupakan anggota keluarga merpati-merpatian (Columbidae) seperti merpati, derkuku, puter, perkutut dan sejenisnya.
Burung predator yang memangsa merpati terinfeksi goham juga bakal tertular oleh parasit tersebut.
Parasit ini juga sering ditemukan pada unggas piaraan seperti ayam. Oleh sebab itu, parasit ini disebut juga Trichomonas gallinae. Istilah gallinae diadopsi dari Gallus gallus, yang tidak lain merupakan nama ilmiah dari ayam.
Trichomonas gallinae memiliki siklus hidup relatif sederhana dibandingkan dengan jenis parasit lainnya. Mikro organisme ini biasanya ditemukan pada ujung anterior dari organ pencernaan dan saluran pernafasan burung, yaitu dalam rongga mulut dan lubang hidung.
Mikroorganisme ini kemudian berkembang biak secara cepat, dengan melakukan pembelahan biner di dalam tubuh inang / unggas yang terinfeksi. Tetapi parasit ini tidak membentuk kista, sehingga bisa mati jika dikeluarkan agak lama dari tubuh inangnya.
Penularan penyakit goham
Penularan parasit dari merpati yang sakit ke merpati sehat bisa terjadi melalui beberapa cara berikut ini:
Induk yang meloloh anaknya
Ketika induk merpati yang terinfeksi memuntahkan makanan atau susu tembolok (crop milk) ke mulut anaknya, saat itulah terjadi perpindahan parasit. Ini merupakan sumber utama penularan goham pada merpati.
Susu tembolok adalah cairan berwarna krem menyerupai susu yang dikeluarkan dari tembolok induk jantan maupun betina yang akan dilolohkan kepada anak merpati sejak menetas hingga umur 10 hari. Cairan ini sangat bergizi, serta mengandung zat antibodi.
Penularan melalui air minum
Trophozoit bisa bertahan dalam waktu singkat di dalam air, dimana burung yang awalnya sehat bisa terinfeksi ketika mereka minum air tersebut. Penularan bisa terjadi karena air minum dikonsumsi bareng oleh sejumlah merpati, dan salah satu atau beberapa ekor terinfeksi penyakit goham.
Burung-burung liar yang masuk kandang dan ikut minum juga menjadi sumber penularan penyakit ini. Karena itu, wadah air minum perlu diletakkan di lokasi yang aman sehingga burung-burung liar tidak bisa mengkonsumsinya.
Gejala klinis merpati yang terserang goham
Merpati yang menderita goham memiliki beberapa gejala klinis, misalnya sulit menelan, mengeluarkan air liur berlebihan, serta mengalami radang pada kelenjar lendir (mukosa).
Jika diamati, maka pada bagian dalam rongga mulutnya terdapat luka atau bagian yang berwarna kekuningan. Luka ini pun bisa membesar sehingga berbentuk benjolan berwarna putih atau kuning terang.
Luka inilah yang menyebabkan peradangan mukosa dan borok, yang akan menyebar hingga ke batang tenggorokan, saluran pencernaan dan tembolok. Jika sudah terjadi benjolan, merpati akan merasakan sakit yang luar biasa saat menelan pakan. Itu sebabnya, burung tidak lagi mau makan sehingga tubuhnya kurus dan sering sesak nafas.
Luka inilah yang menyebabkan peradangan mukosa dan borok, yang akan menyebar hingga ke batang tenggorokan, saluran pencernaan dan tembolok. Jika sudah terjadi benjolan, merpati akan merasakan sakit yang luar biasa saat menelan pakan. Itu sebabnya, burung tidak lagi mau makan sehingga tubuhnya kurus dan sering sesak nafas.
Burung merpati dewasa yang terinfeksi bisa saja sembuh, meski sebagian bersifat carrier atau masih membawa parasit. Dia mungkin sudah lebih kebal terhadap Trichomonas gallinae, tetapi masih bisa menularkan parasit ini kepada burung-burung lain yang sehat.
Merpati yang bersifat carrier jarang mengalami kematian akibat penyakit goham. Meski demikian, tak sedikit juga merpati yang mati akibat serangan goham, terutama pada 4-18 hari setelah terinfeksi.
Mengatasi dan mencegah penyakit goham
Untuk mengatasi penyakit goham, satu-satunya jalan adalah melakukan pengobatan. Selama ini, obat yang dianggap paling efektif adalah obat-obat yang bersifat antiprotozoal seperti dimetridazole atau metronidazole dan Super N. Biasanya merpati sembuh dalam waktu beberapa hari setelah mengkonsumsi obat-obatan tersebut.
Namun dalam pengobatannya, terkadang plak dalam rongga mulut harus diangkat secara manual sebelum obat-obatan itu diberikan.
Adapun pencegahan yang disarankan adalah segera menyingkirkan merpati yang sudah terinfeksi penyakit ke kandang karantina / isolasi. Wadah pakan dan wadah air minum harus segera dibersihkan dan di suci hamakan dengan desinfektan khusus burung seperti Super Steril-A ( dilarutkan dalam 1 liter air bersih).
Untuk pencegahan bagi yang belum pernah mengalami kasus ini, maka menjaga kebersihan kandang dan aksesoris di dalam kandang merupakan tindakan terbaik dan dianjurkan. Usahakan setiap hari, atau minimal 2 hari sekali, membersihkan kandang beserta tempat pakan dan tempat air minum.
Seminggu sekali, biasakan menyuci hamakan kandang dan aksesorisnya menggunakan desinfektan khusus burung seperti Super Steril-A, dengan dosis seperti dijelaskan di atas. Tindakan ini jauh lebih murah daripada kehilangan burung merpati, apalagi jika yang dipelihara adalah merpati lomba ( tinggian maupun balap ) yang berharga mahal.
Burung-burung induk dalam penangkaran pun perlu diselamatkan dari ancaman goham. Pasalnya, apabila yang terserang burung induk dan katakanlah sembuh, maka saat meloloh anaknya sangat dimungkinkan terjadi penularan parasit kepada anaknya. Sebab, seperti diungkap di atas, burung yang sembuh bersifat carrier atau masih membawa parasitTrichomonas gallinae.
Semoga bermanfaat.
Post A Comment:
0 comments: