Mealworm atau ulat hongkong merupakan pakan tambahan (extra fooding) yang penuh gizi untuk hampir semua jenis burung peliharaan. Kandungan proteinnya yang tinggi menjadikan ulat hongkong menjadi pakan EF favorit untuk burung kicauan selain jangkrik dan kroto.
Karena ulat hongkong mempunyai lapisan kulit tebal yang disebut exoskeleton, maka para penggemar burung lebih senang memberikan ulat hongkong dalam bentuk yang sudah berubah warna menjadi putih. Ulat hongkong putih itu adalah ulat yang sedang dalam kondisi berganti kulit, pada saat itu lapisan kulitnya akan menjadi sangat tipis, sehingga mudah dicerna oleh semua jenis burung peliharaan pemakan serangga.
Kandungan nutrisi yang terdapat dalam ulat hongkong adalah:
Protein kasar
|
48%
|
Kadar abu
|
40%
|
Kadar air
|
57%
|
Lemak kasar
|
40%
|
Kandungan ekstrak non nitrogen
|
8%
|
Umumnya, para penggemar burung akan membatasi pemberian ulat hongkong pada burungnya karena dianggap ‘menyebabkan panas’ dan bisa menyebabkan berbagai macam masalah. Mitos yang beredar selama ini mengenai efek pemberian ulat hongkong yang berlebihan adalah mata burung yang menjadi katarak dan mabung sebelum waktunya. Hal itu memang tidak bisa begitu saja dipercayai, karena katarak umumnya terjadi akibat daya tahan burung yang kurang, sering terkena paparan cahaya matahari, dan faktor keturunan.
Dalam penerapannya, ulat hongkong bisa diberikan baik dalam bentuk hidup-hidup maupun diberikan dalam bentuk kering, baik dalam bentuk tepung atau ulat yang sudah dikeringkan. Pemberian ulat hongkong dalam bentuk kering itu memiliki cukup banyak manfaat, di antaranya:
- Lebih awet dalam penyimpanannya karena tidak memerlukan perawatan sebagaimana ulat hongkong hidup
- Mempunyai kandungan lemak dan air yang lebih sedikit.
- Tidak perlu khawatir dengan kulitnya yang keras, dan tidak perlu menunggu sampai ulat berubah warna menjadi putih.
Lanjut ke Cara membuat ulat hongkong kering
Banyak manfaat yang bisa didapatkan ketika ulat hongkong dikeringkan untuk digunakan sebagai pakan burung peliharaan. Selain mempunyai kandungan lemak dan air yang jauh lebih sedikit dibanding yang terdapat dalam ulat hongkong hidup, kulit keras (exoskeleton) yang biasanya ditemukan pada ulat hongkong hidup tidak akan didapatkan pada ulat yang sudah dikeringkan sehingga anda tidak perlu repot lagi menunggu dan mencari ulat yang berwarna putih (yang berganti kulit).
Untuk membuat ulat hongkong kering, maka cara yang bisa dilakukan adalah:
- Siapkan ulat hongkong yang akan dikeringkan, namun sebelumnya ulat hongkong tersebut sebaiknya dibuat mati / dihibernasi terlebih dahulu dengan menyimpannya selama beberapa menit (-/+ 15 menit) dalam freezer lemari pendingin atau kulkas. Jika masih ada ulat yang masih hidup maka kembali simpan dalam freezer sampai benar-benar mati.
- Setelah itu panaskan oven dalam kompor dengan api sedang.
- Ratakan ulat hongkong dalam loyang datar, agar nantinya ulat tidak menempel pada loyang, sebelumnya loyang tersebut bisa diberi lapisan tepung jagung, atau mentega.
- Panggang ulat hongkong dalam oven selama kurang lebih 30 menit atau lebih, dengan mengamati kekeringannya setiap 10 – 20 menit sekali, agar ulat tersebut tidak hangus atau terlalu kering.
- Setelah dirasa cukup kering, keluarkan ulat-ulat tersebut dan dibiarkan dingin dengan cara diangin-anginkan.
- Tempatkan ulat hongkong dalam wadah atau toples untuk selanjutnya digunakan.
Untuk tahap ini anda sudah selesai membuat ulat hongkong kering dan bisa langsung memberikannya pada burung atau menyimpannya sebagai persediaan. Sedangkan jika ingin membuat tepung ulat hongkong, maka cara yang bisa dilakukan adalah:
- Menggiling ulat hongkong kering tersebut dengan menggunakan blender hingga menjadi serbuk atau tepung.
- Setelah itu disimpan dalam wadah atau toples yang tertutup rapat.
- Tepung ulat hongkong bisa langsung diberikan atau disimpan sebagai persediaan.
Post A Comment:
0 comments: