Murai Batu (White Rumped Shama), termasuk dalam genus Copsychus. Burung ini sangat populer di kalangan penggemar burung di kawasan Asia dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Kemampuan berkicau burung Murai Batu yang luar biasa membuat burung ini bernilai tinggi dan menjadi incaran para penggemar burung. Di Indonesia burung ini tersebar mulai dari Sumatra, Kalimantan dan Jawa, tapi memiliki bentuk dan karakter suara yang berbeda-beda, sehingga dibedakan berdasarkan sub-speciesnya.

Burung Murai Batu yang dikenal di Indonesia terdiri dari:
  1. Murai Medan,
    penyebaran: bukit Lawang, Bohorok, kaki gunung Leuser wilayah Sumatra Utara. Panjang ekor 27 - 30 cm.
  2. Murai Aceh, penyebaran: di kaki g. Leuser wil. Aceh. Panjang ekor 25 - 30 cm.
  3. Murai Nias, penyebaran: pulau Nias. Panjang ekor 20 - 25 cm. Ekor keseluruhan berwarna hitam.
  4. Murai Jambi, penyebaran: Bengkulu, Sumatra Selatan, Jambi.
  5. Murai Lampung, penyebaran: hidup di Krakatau, Lampung. Ukuran tubuh lebih besar dari Murai Medan. Panjang ekor 15 - 20 cm.
  6. Murai Banjar (Borneo), jenis ini paling populer di Kalimantan, karena sering merajai berbagai lomba di Kalimantan. penyebaran: di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Panjang ekor 10 - 12 cm.
  7. Murai Palangka (Borneo), panjang ekor 15 - 18 cm. penyebaran: Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
  8. Larwo (Murai Jawa), penyebaran: Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ukuran tubuh jauh lebih kecil dari murai medan. Panjang ekor 8 - 10 cm. Jenis ini sudah sangat langka ditemukan. Dari beberapa pemberitaan dikatakan bahwa burung dinyatakan nyaris punah. 

Selain dari 8 jenis Murai Batu di atas, ada juga kerabat Murai Batu yang berasal dari negeri tetangga, yaitu :
  1. Murai Malaysia, penyebaran: Penang. Ekor tipis dan panjang sekitar 30 - 33 cm dan postur tubuh lebih besar dari murai medan.
  2. Murai Thailand, penyebaran: di perbatasan Thailand dan Malaysia, tubuh lebih besar dari murai medan, panjang ekor 32 - 35 cm dan warna hitam mengkilat indigo (kebiru-biruan).
  3. Murai Filipin, penyebaran: wilayah Luzon dan Catanduanes. Jenis ini lebih tepat disebut Murai Hias, karena memiliki corak warna tubuh yang sangat indah.

Murai Batu serta kerabatnya dikelompokkan dalam beberapa species, sbb :
1. Copsychus malabaricus (White Rumped Shama),
2. Copsychus luzoniensis (White Browed Shama),
3. Copsychus niger (White Vented Shama)
4. Copsychus cebuensis (Black Shama).
5. Trichixos pyrropygus (Orange Tailed Shama / Rufous Tailed Shama)


Subspecies, Ciri-ciri dan Penyebaran

Copsychus malabaricus (White Rumped Shama)


Terdiri dari 19 subspecies :
  1. interpositus (Nepal, India, Myanmar, Yunan -China, Thailand dan Indochina)
  2. stricklandii (Sabah, Kalimantan)
  3. andamanensis (Andaman, Nicobar)
  4. albiventris (Andaman)
  5. indicus (Nepal, Indochina)
  6. pellogynus (Myanmar, Peninsular)
  7. minor (Hainan-China)
  8. mallopercnus (Malaysia)
  9. javanus (Jawa Barat dan Jawa Tengah)
  10. omissus
  11. barbouri (Maratua, Kalimantan Timur)
  12. leggei (Sri Lanka)
  13. malabaricus (India)
  14. macrourus (Con Son, Vietnam Selatan)
  15. tricolor (Malaysia, Sumatra, Natuna Island dan Anamba)
  16. melanurus (Sumatra bagian Barat, Enggano)
  17. suavis (Sarawak, Kalimantan)
  18. mirabilis (Prinsen Island)
  19. nigricauda (Kangean Island)

Copsychus luzoniensis (White Browed Shama)


Terdiri dari 4 subspecies, yaitu :
1. luzoniensis (Luzon, Catanduanes)
2. parvimaculatus (Polillo)
3. shemleyi (Marinduque)
4. superciliaris (Masbate, Negros, Panay, Ticao)






Copsychus niger (White Vented Shama)

Tersebar di Palawan, Calamian, Balabac, Sabang (all in Philippines).
hanya terdiri dari 1 species.








Copsychus cebuensis (Black Shama)
penyebaran di wilayah Cebu Philippines
hanya terdiri dari 1 species.








Trichixos pyrropygus (Orange Tailed Shama / Rufous Tailed Shama)

Penyebaran di Way Kambas (Lampung Indonesia), Thailand, Malaysia dan Borneo.









sumber:
- ibc.lynxeds.com
- en.wikipedia.com

lihat juga:
- Murai Batu di Indonesia
- Murai Batu Import
- Kacer
Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: