Kalau manusia memerlukan aksesoris sebagai fesyen, tidak demikian dengan burung. Aksesoris sangkar, khususnya tenggeran, diperlukan untuk memenuhi kebutuhan ideal bagi burung sebagaimana kehidupan di alam bebas. Tips kita kali ini adalah bagaimana memilih tenggeran yang tepat dan ideal untuk burung yang kita pelihara.  Tenggeran Burung Anda pernah mengamati burung kesayangan di rumah terlihat resah dan gelisah, suka melompat-lompat di dalam sangkar ataupun kandang penangkaran, sering menclok di jeruji sangkar, dan jarang sekali mau duduk manis di tenggeran ?

Ada juga kasus di mana burung lebih suka nangkring di atas wadah voer, bahkan mengacak-acak pakan di dalamnya, sehingga berhamburan ke dasar sangkar. Atau membuang kroto dan jangkrik dari cepuk, yang membuat sangkar makin terlihat kotor.


Apapun jenis burung yang dipelihara, perilaku tersebut menunjukkan gejala stres. Banyak faktor yang menyebabkan burung stres, salah satunya ketidaknyamanan burung berada di dalam sangkar. Bisa saja karena ia mau mabung, ada kutu / parasit yang menyerang bulu dan kulitnya, bahan pakan tidak sesuai dengan keinginannya, dan sebagainya.

Tapi, ada satu penyebab lagi yang jarang kita perhatikan, yaitu bagaimana desain tenggeran. Sebagian orang menyebutnya tangkringan atau plangkringan. Coba dicek, sudah tepatkah desain tenggeran yang ada di sangkar / kandang Om ?

Idealnya, tenggeran terbuat dari bahan alami terutama ranting pohon. Salah satu bahan terbaik yang bisa dijadikan tenggeran adalah ranting pohon asam. Selain itu, sesuaikan diameter tenggeran dengan cengkeraman kaki burung. Tenggeran yang pas saat dicengkeram oleh kaki burung akan membuat burung tersebut merasa nyaman saat nangkring.

Tenggeran yang terlalu kecil atau terlalu besar bisa membuat burung kurang nyaman. Itulah yang membuat dia enggan nangkring di sana, malah memilih menclok di jeruji sangkar atau duduk di atas wadah pakan dan cepuk ekstra fooding sambil menghambur-hamburkan isinya.


Selain itu, tenggeran yang pas saat dicengkeram sangat mempengaruhi pertumbuhan kuku-kukunya. Apabila diameter tenggeran terlalu besar, kuku dan jarinya bisa bengkok. Sebaliknya, kalau terlalu kecil, kuku akan tumbuh meruncing dan bengkok. Hal ini sangat membahayakan keselamatan burung itu sendiri, juga keselamatan burung lain jika Anda menangkarnya dalam kandang koloni.

Bukan masalah diameter saja yang mesti diperhatikan. Usahakan memilih tenggeran yang cenderung lurus (kalau benar-benar lurus mungkin sulit mencarinya), dan masih memiliki guratan-guratan kasar. Jangan memilih tenggeran yang sudah diamplas, karena burung tidak / kurang menyukainya.

Di alam bebas, burung selalu nangkring di ranting pohon dengan guratan alami yang kasar. Dengan desain tenggeran seperti ini, burung menjadi tidak ragu-ragu lagi untuk berkicau. Apabila melihat lawan pun ia tak akan pernah ragu untuk bersuara keras dan fight (ngotot).

Lebih baik lagi jika Anda menyediakan tenggeran ganda, karena tenggeran ganda sejajar cegah burung suka berputar-bergelantungan.

Silakan cek kondisi tenggeran di rumah masing-masing. Jika sudah tepat, tetapi perilaku burung masih menunjukkan gejala stres, berarti faktor penyebabnya bukan karena tenggeran. Bisa saja karena kondisi tidak fit, sehingga mentalnya drop.

Artinya, apabila gejala stres yang membuat burung enggan duduk di tenggeran itu muncul bersamaan dengan tanda-tanda lain seperti macet bunyi, tidak gacor, ngeriwik terus, atau mudah mbagong / ngebatman, maka solusi yang direkomendasikan kita adalah berikan Moncer 1 kepada burung bermasalah tersebut.

Semoga bermanfaat.
Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: