KICAU BURUNG : Wilayah Indonesia yang begitu luas, dengan keragaman habitat dan ketersediaan pakan yang berbeda, tak pelak memunculkan perbedaan performa anis kembang (Zoothera interpres) secara fisik dan karakter. Hal ini perlu diketahui, agar kicaumania tidak meratapi diri sendiri, mengapa dengan perawatan atau perlakuan yang sama, anis kembang (AK) kesayangannya di rumah kalah gacor dari AK milik tetangga sebelah.
Dalam artikel sebelumnya (silakan cek di sini), sudah disinggung sekilas mengenai wilayah penyebaran AK di berbagai daerah di Indonesia. Artikel ini bisa menjadi pelengkap, karena disertai dengan deskripsi dan gambar dari masing-masing jenis anis merah yang ada di daerah tertentu.
Anis kembang yang sering Anda lihat di pasar burung umumnya berasal dari tiga daerah, yaitu Jawa Barat (terutama Tasik), Sumbawa, dan Kalimantan. Masing-masing memiliki ciri fisik (terutama corak bulu) yang berbeda, meski tidak ada perbedaan signifikan antara suara, volume, mental, dan gaya tarung mereka. Berikut ini deskripsi dan gambar anis kembang berdasarkan daerah asalnya.
Anis kembang Tasik (Jawa Barat)
Anis kembang dari Jawa Barat, khususnya Tasik bisa dilihat dari warna trotol pada bagian dadanya yang tidak ngeblok (beraturan / bercorak). Adapun bulu–bulu pada sayapnya terputus-putus seperti sisir.Silakan pelototi gambar di bawah, untuk memperoleh pemahaman awal yang lebih jelas.
Maaf menyela: Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis... Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk Android di Google Play Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk iPhone di App Store
Dibandingkan dengan anis kembang dari daerah lain, AK Tasik umumnya mempunyai postur tubuh lebih kecil. Kedua kakinya juga lebih pendek dari AK daerah lain. Tetapi soal suara, AK Tasik diyakini memiliki kualitas terbaik. Jika dicas dengan burung betina, anis kembang jantan dari daerah ini lebih mudah ngerol.
CIRI ANIS KEMBANG TASIK [gambar :Buddy Armyn Jakarta]
ANIS KEMBANG TASIK
[ Foto : Buddy Armyn Jakarta ]
Anis kembang Sumbawa
Warna trotol di bagian dada terlihat ngeblok dan cenderung tidak beraturan. Bulu putih pada sayap tertata rapi membentuk bulatan-bulatan seperti mega (pada gambar di bawah, silakan cermati bagian pangkal sayapnya yang berwarna putih). Bodi AK Sumbawa juga lebih bongsor.
Soal suara? Meski suaranya ngulem / ngebas, tipe AK Sumbawa agak susah ngerol. Biasanya hanya ngeplong-ngeplong. Dalam beberapa kasus, AK Sumbawa yang dalam kondisi benar-benar fit, atau ketika birahi, lebih mudah ngerol. Apalagi jika Anda mengecasnya dengan burung betina yang siap kawin.
ANIS KEMBAN SUMBAWA(Photo :Om Jayanz Tabanan Bali)
ANIS KEMBAN SUMBAWA
[ Foto :Om Jayanz Tabanan Bali ]
Anis kembang Kalimantan
Warna trotol di bagian dadanya terlihat ngeblok dan cenderung tidak beraturan. Terdapat warna bulu kuning kecokelatan yang berbaur dengan warna trotol hitam pada bulu dada hingga sisi kiri-kanan di bawah bulu sayap, seperti halnya AK saat masih remaja.
Adapun warna putih pada pangkal sayapnya juga membentuk mega, yang terputus-putus oleh bulu hitam di bagian bawahnya. Bodi relatif lebih kecil dan ramping dibandingkan dengan AK Sumbawa.AK Kalimantan kerap disebut pula sebagai AK Borneo, yang juga dijumpai pada beberapa wilayah administratif Malaysia di Kalimantan Utara.
Menurut beberapa pemain yang kerap mengikuti lomba kelas anis kembang di Kalimantan, AK jenis ini lebih mudah ngerol. Kelemahannya, daya tahannya relatif tidak sebaik AK Sumbawa dan AK Tasik. Tipe suaranya mengkristal, tetapi volumenya tidak terlalu keras.
ANIS KEMBANG BORNEO
Sebenarnya masih banyak jenis anis kembang selain dari ketiga daerah yang sudah disebutkan di atas, misalnya dari Sumatera. Dulu juga pernah popular anis kembang dari kawasan Gunung Muria (Kudus, Pati, Jepara), dan dikenal dengan sebutan AK Muria.
Perlu diingat, jangan sampai Anda terjebak dengan pemikiran bahwa anis kembang dari daerah A atau B sebagai yang terbaik. Yang terbaik adalah bagaimana melakukan perawatan dengan sebaik-baiknya, dan selalu menjaga kesehatannya melalui pemberian pakan berkualitas, multivitamin dan multimineral.
Karakter burung bisa dibedakan menjadi karakter berdasarkan daerah asalnya, dan karakter burung secara individu. Karakter burung berdasarkan daerah asal rata-rata hanya berpengaruh 30% dari performa burung secara keseluruhan. Selebihnya tergantung perawatan, termasuk pemberian pakan yang tepat dan berkualitas.
Dalam artikel sebelumnya (silakan cek di sini), sudah disinggung sekilas mengenai wilayah penyebaran AK di berbagai daerah di Indonesia. Artikel ini bisa menjadi pelengkap, karena disertai dengan deskripsi dan gambar dari masing-masing jenis anis merah yang ada di daerah tertentu.
Anis kembang yang sering Anda lihat di pasar burung umumnya berasal dari tiga daerah, yaitu Jawa Barat (terutama Tasik), Sumbawa, dan Kalimantan. Masing-masing memiliki ciri fisik (terutama corak bulu) yang berbeda, meski tidak ada perbedaan signifikan antara suara, volume, mental, dan gaya tarung mereka. Berikut ini deskripsi dan gambar anis kembang berdasarkan daerah asalnya.
Anis kembang Tasik (Jawa Barat)
Anis kembang dari Jawa Barat, khususnya Tasik bisa dilihat dari warna trotol pada bagian dadanya yang tidak ngeblok (beraturan / bercorak). Adapun bulu–bulu pada sayapnya terputus-putus seperti sisir.Silakan pelototi gambar di bawah, untuk memperoleh pemahaman awal yang lebih jelas.
Maaf menyela: Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis... Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk Android di Google Play Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk iPhone di App Store
Dibandingkan dengan anis kembang dari daerah lain, AK Tasik umumnya mempunyai postur tubuh lebih kecil. Kedua kakinya juga lebih pendek dari AK daerah lain. Tetapi soal suara, AK Tasik diyakini memiliki kualitas terbaik. Jika dicas dengan burung betina, anis kembang jantan dari daerah ini lebih mudah ngerol.
CIRI ANIS KEMBANG TASIK [gambar :Buddy Armyn Jakarta]
ANIS KEMBANG TASIK
[ Foto : Buddy Armyn Jakarta ]
Anis kembang Sumbawa
Warna trotol di bagian dada terlihat ngeblok dan cenderung tidak beraturan. Bulu putih pada sayap tertata rapi membentuk bulatan-bulatan seperti mega (pada gambar di bawah, silakan cermati bagian pangkal sayapnya yang berwarna putih). Bodi AK Sumbawa juga lebih bongsor.
Soal suara? Meski suaranya ngulem / ngebas, tipe AK Sumbawa agak susah ngerol. Biasanya hanya ngeplong-ngeplong. Dalam beberapa kasus, AK Sumbawa yang dalam kondisi benar-benar fit, atau ketika birahi, lebih mudah ngerol. Apalagi jika Anda mengecasnya dengan burung betina yang siap kawin.
ANIS KEMBAN SUMBAWA(Photo :Om Jayanz Tabanan Bali)
ANIS KEMBAN SUMBAWA
[ Foto :Om Jayanz Tabanan Bali ]
Anis kembang Kalimantan
Warna trotol di bagian dadanya terlihat ngeblok dan cenderung tidak beraturan. Terdapat warna bulu kuning kecokelatan yang berbaur dengan warna trotol hitam pada bulu dada hingga sisi kiri-kanan di bawah bulu sayap, seperti halnya AK saat masih remaja.
Adapun warna putih pada pangkal sayapnya juga membentuk mega, yang terputus-putus oleh bulu hitam di bagian bawahnya. Bodi relatif lebih kecil dan ramping dibandingkan dengan AK Sumbawa.AK Kalimantan kerap disebut pula sebagai AK Borneo, yang juga dijumpai pada beberapa wilayah administratif Malaysia di Kalimantan Utara.
Menurut beberapa pemain yang kerap mengikuti lomba kelas anis kembang di Kalimantan, AK jenis ini lebih mudah ngerol. Kelemahannya, daya tahannya relatif tidak sebaik AK Sumbawa dan AK Tasik. Tipe suaranya mengkristal, tetapi volumenya tidak terlalu keras.
ANIS KEMBANG BORNEO
Sebenarnya masih banyak jenis anis kembang selain dari ketiga daerah yang sudah disebutkan di atas, misalnya dari Sumatera. Dulu juga pernah popular anis kembang dari kawasan Gunung Muria (Kudus, Pati, Jepara), dan dikenal dengan sebutan AK Muria.
Perlu diingat, jangan sampai Anda terjebak dengan pemikiran bahwa anis kembang dari daerah A atau B sebagai yang terbaik. Yang terbaik adalah bagaimana melakukan perawatan dengan sebaik-baiknya, dan selalu menjaga kesehatannya melalui pemberian pakan berkualitas, multivitamin dan multimineral.
Karakter burung bisa dibedakan menjadi karakter berdasarkan daerah asalnya, dan karakter burung secara individu. Karakter burung berdasarkan daerah asal rata-rata hanya berpengaruh 30% dari performa burung secara keseluruhan. Selebihnya tergantung perawatan, termasuk pemberian pakan yang tepat dan berkualitas.
Post A Comment:
0 comments: